Rabu, 10 Juni 2020

QUIS TEKNIK JALAN RAYA 3


1.  Komposisi pembentuk campuran Flexible pavement

Bahan penyusun perkerasan lentur terdiri dari aspal, agregat, dan filler. Bahan- bahan tersebut harus memenuhi persyaratan/spesifikasi yang telah ditetapkan Bina Marga.

●Aspal
    Aspal adalah material yang bersifat "viscous liquid" tersusun dari campuran
hidrokarbon dan semua turunannya yang dapat larut dalam carbon disulfida Pada
dasamya aspal merupakan bahan yang tidak dapat menguap ("non volatile") dan dapat
berangsur-angsur menjadi lunak meleleh bila dipanaskaa Aspal juga berupa material
padat berwarna hitam atau coklat dan tidak tembus air ('"waterproof') serta bersifat
kohesif("cohesive properties").
Aspal dalam campuran perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antar agregat
Sebagai salah satu bahan perkerasan lentur, aspal merupakan salah satu komponen
kecil, umumnyahanya4 -10 % berdasarkan berat atau 10 - 15 % berdasarkan volume,
tetapi merupakan komponen yang relatifmahal.
Menurut asalnya aspal dapat digolongkan menjadi dua bagianseperti berikut ini.
1. Aspal minyak ("petroleum bitumen")
Aspal minyak diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi. Oleh karena derajat
kekerasan aspal ini dapat di ukur dengan uji standar ("standard penetration test"),
maka aspal inijuga dikenal sebagai 'Tenetration Grade Bitumen".
2. Aspal alam / batuan ("rock asphalt")
Aspal batuan ini terdapat sebagai bagian yang tercampur dengan batuan (dalam
batuan) kapur atau pasir. Kadaraspal sangat bervariasi antara satu daerah dengan
daerah iaranya (4-12 %). Pengolahannya dilakukan dengan carapenambangan batu
yang mengandung aspal kemudian di pecah-pecah dengan mesin pemecah batu
("stone crusher"). Aspal dikeluarkan dari celah mineral batuan dengan bahan
pelarut Hasil yang diperoleh kurang lebihmemiliki kadar aspal 7 %.
Aspal dibenmk oleh unsur berikut ini:
a asphaltenes, merupakan bagian utama dari aspal ('"body ofbitumen") dengan berat
molekul besar,
b. maltenes / resins, merupakan unsur yang memberikan efek adhesive (lekatan) dan
efek ductile (lentur) dengan beratmolekul sedang, dan
c. oils, mempunyai berat molekul rendah sertamemberi efek viskositas dan efek flow.
Berdasarkan unsur pembentuknya, aspal merupakan suspensi koloidal dari
asphaltenes dalam media minyak dengan resins berperan sebagai bahan pencegah
penggumpalan atau pencegahkoaguiasi.

● Agregat
Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah bulat, pasir atau mineral
lainnya baik berupa agregat hasil alam maupun hasil pengolahan (penyaringan,
pemecahan). Pada bahan perkerasan lentur agregat merupakan komponen utamanya
yaitu mengandung 90 - 95 % agregat berdasarkan persentase berat atau 75 - 85 %
agregat berdasarkan persentasevolume. Dengan demikian, daya dukung, keawetan, dan
mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat
dengan bahan laia
Pemilihan jenis agregat yang sesuai untuk dipergunakan pada struktur
perkerasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran dan gradasi, kekuatan dan
kekerasan, tekstur permukaan, porositas, kelekatan terhadap aspal dankebersihannya

●filler
Filler pada campuran beton aspal adalah bahan berbutir halus yang berfungsi
sebagai butiran pengisi rongga diantara partike1agregat kasardalam rangka mengurangi
besarnya rongga, meningkatkan kerapatan, dan stabilitas. Filler ini didefinisikan
sebagai fraksi debu mineral lolossaringan no. 200 (0,075 mm) dapat berupa debu batu
kapur, debu dolamit, atau semen.

2. Jelaskan secara detail komposisi pembentuk campuran Rigid pavement.

Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal.
Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar yang melingkupi daerah yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri.        Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan; dimana masing-masing lapisan memberikan kontribusinya.Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban lalu lintas adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya berpengaruh kecil terhadap kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku.Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai lantai kerja, dan untuk drainase dalam menghindari terjadinya "pumping".
       Pumping adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran-butiran tanah dasar melalui sambungan dan retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat gerakan lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas yang terakumulasi di bawah plat beton. Pumping dapat mengakibatkan terjadinya rongga di bawah plat beton sehingga menyebabkan rusak/retaknya plat beton.

BAHAN

Semen
a.Semen harus merupakan semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan AASHTO M 85.
b. Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu jenis merk semen portland tertentu yang harus digunakan di proyek.

Air
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan atau penggunaan-penggunaan tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi persyaratan AASHTO T 26.
Air yang diketahui dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.

Persyaratan Gradasi Agregat

a.Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan yang diberikan
      Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini dapat tidak ditolak asalkan Kontraktor dapat menunjukkan bahwa persyaratan yang dirinci dalam Butir 7.5.3.dapat dipenuhi jika menggunakan bahan-bahan tersebut.
b.Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih          besar dari pada 3/4 jarak bersih minimum antara batang tulangan atau antara batang tersebut dengan acuan atau antara batasan-batasan ruang lainnya dimana pekerjaan beton harus ditempatkan.

Sifat Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan keras yang diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan menyaring dan mencuci (bila perlu) kerikil dan pasir sungai.
b. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti yang dirinci dalam AASHTO T21 dan seperti diberikan . bila diambil contoh dan diuji sesuai dengan ketentuan BS CP 114 dan prosedur AASHTO yang relevan.
c. Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama yang berasal dari berbagai sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan hanya boleh digunakan dalam struktur yang terpisah.

Bahan Tambah (Additive)
Penggunaan plastisator, bahan-bahan tambah untuk mengurangi air atau bahan tambah lainnya, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu. Jika digunakan, bahan yang bersangkutan harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194.
Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang mengandung Calcium Chlorida tidak boleh digunakan.

Membran Kedap Air
Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap setebal 125 mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air sepenuhnya waktu beton dicor.
Lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton bertulang yang menerus.

Tulangan Baja
a. Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja atau batang baja berulir        sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.
b. Baja tulangan harus merupakan batang baja polos atau berulir grade U24 atau batang            berulir grade U40 sesuai dengan persyaratan Sll 0136-84, kecuali jika disetujui lain atau diperlihatkan lain dalam Gambar Rencana.
c.Tulangan anyaman kawat baja harus memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO M 55.        Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-lembaran datar dan merupakan jenis yang disetujui.
d.Batang baja harus memenuhi persyaratan AASHTO M 54. Bagian-bagiannya harus                  berukuran dan berjarak antara sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.
e.Batang baja untuk Ruji (Dowel) harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan AASHTO           M 31. Batang dowel berlapis plastik yang memenuhi AASHTO M 254 dapat digunakan.
f. Batang pengikat (Tie bar) harus berupa batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M 31.

Bahan-bahan untuk Sambungan

a.Bahan-bahan pengisi siar muai harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan AASHTO M   153 atau M 213. Bahan-bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui dowel-dowel sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana. Bahan pengisi untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan utuh untuk tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali jika diijinkan lain. Di mana ujung-ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh dan tepat ditempatnya dengan jepitan kawat (stapling) atau penyambung / pengikat yang baik lainnya.

b. Bahan penutup sambungan (joint sealant) harus berupa Expandite Plastic, senyawa gabungan bitumen karet Grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujui. Bahan sambungan harus sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan yang bersangkutan.

3. Komposisi pembentuk campuran komposit pavement

Komposisi pembentuk campuran komposit pavement ini adalah gabungan dari komposisi flexible pavement dengan Rigid pavement.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TJR 3_PERTEMUAN KE - 10

  NAMA           : MUH.IWAN SABRI NIM                : 417110049 KELAS          : 6 B PENJELASAN TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA  ...