Rabu, 22 Juli 2020

Asphalt Mixing Plant ( AMP )



Pengertian Asphalt Mixing Plant Adalah - Salah satu komponen penting pada struktur jalan adalah Beton Aspal atau Laston Aspal. Laston Aspal biasa diproduksi di sebuah mesin besar bernama Asphalt Mixing Plant/ AMP. Pengertian Asphalt Mixing Plant adalah suatu tempat yang terdiri dari beberapa alat- alat berat dan mesin yang berfungsi untuk memproduksi Beton Aspal / Hotmix dalam skala besar. Kapasitas produksi dari AMP sangat tergantung dari jenis dan spesifikasi alat. Adapun jenis- jenis aspal yang bisa diproduksi oleh Asphalt Mixing Plant antara lain AC-BC, AC-WC, Ac-Base dan lain- lain. Selengkapnya baca di Jenis-Jenis Aspal dan fungsinya. 

Asphalt Mixing Plant biasa digunakan pada proyek jalan yang mempunyai kebutuhan hotmix sangat besar. Karena untuk membangun Asphalt Mixing Plant diperlukan peralatan dan biaya yang besar. Perlu perhitungan khusus untung dan rugi jika membangun asphalt mixing plant atau AMP. Apabila proyek jalan dengan kebutuhan hotmix sedikit sebaiknya beli jadi aja hotmix ke AMP lain. 

Adapun pengertian secara mendetail Asphalt Mixing Plant adalah Gabungan dari beberapa alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk mencampur beberapa fraksi agregat dengan aspal drum atau aspal curah sehingga menghasilkan campuran beton aspal yang bisa digunakan untuk struktur jalan atau sesuai kebutuhan.


Jenis Asphalt Mixing Plant

Terdapat 3 jenis Asphalt Mixing Plant antara lain AMP Batch Plant (Jenis Takaran), AMP Drum Mix (Jenis Drum Pencampur), dan AMP Continues Plant (Menerus). Namun AMP yang banyak digunakan di Indonesia adalah AMP Jenis Takaran dan AMP Jenis Drum Pencampur. 

1. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Takaran ( Batch Plant)
Merupakan jenis AMP Timbangan dimana komposisi bahan dalam campuran beraspal sudah ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan. Proses pencampuran aspal pada AMP jenis Takaran ini dimulai dengan penimbangan aggregat, bahan pengisi (filler) jika diperlukan dan aspal sesuai dengan komposisi yang ditentukan berdasar Job Mix Formula dan dicampur pada pugmill dalam waktu tertentu. Pengaturan bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi fraksi agregat dengan rencana komposisi campuran agar aliran fraksi aggregat dari bin dingin ke bin panas bisa berjalan lancar dan sesuai dengan rencana komposisi campuran.

Asphalt mixing plant jenis Takaran mempunyai perbedaan di kelengkapan peralatan dibanding AMP Jenis Drum Pencampur. AMP Jenis Takaran mempunyai saringan panas (hot screen), bin panas (hot bin), timbangan (Weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer). Sedangkan AMP jenis Drum pencampur tidak memiliki.
2. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Drum Pencampur (Drum Mix)
Merupakan jenis AMP dimana komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan waktu. AMP jenis pencampur drum, aggregat panas langsung dicampur dengan aspal panas di dalam drum pemamas atau di dalam silo pencapur di luar drum pemanas. Penggabungan aggregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecapatan pengaliran dari pompa aspal.

3. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Menerus (Continuous)
Merupakan jenis AMP yang jarang digunakan pada proyek- proyek jalan karena memiliki beberapa kekurangan antara lain 
  • Gradasi aggregat kurang terjamin kesesuaiannya dengan rencana pada Job Mix Formula. hal ini dikarenakan pengontrolan hanya bisa dilakukan dari bukaan pintu bin dingin saja. Tidak ada pengontrol kedua seperti pada jenis AMP Takaran.
  • Pengaturan jumlah pasokan aggregat kurang teliti kalau hanya mengandalkan pengaturan bukaan pintu bin dingin saja tanpa ada alat kontrol lain seperti pengontrol kecepatan ban berjalan.
  • Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas sangat tergantung dari viskositas aspal. Jika terjadi penurunan temperatur aspal maka akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal optimum. 
  • Temperatur campuran aspal kadang terjadi penyimpangan. 

Untuk keperluan produksi hotmix pada proyek jalan, biasanya digunakan AMP jenis Takaran. Oleh karena itu kita akan fokus membahas lebih detail mengenai AMP Jenis Takaran (Batch Plant). Asphalt Mixing Plant rata- rata mempunyai kapasitas produksi maksimum 50 ton/ jam. Khusus untuk jenis AMP Takaran, Semakin besar kapasitas batch maka produktivitas semakin meningkat. 

Berikut ini bagian- bagian dari Asphalt Mixing Plant yang menjadi satu kesatuan unit produksi hotmix.
  1. Tempat Penyimpanan Aspal, berfungsi sebagai penyimpanan aspal. Sering disebut dengan ketel. Aspal drum akan dimasukkan ke dalam ketel kemudian dipanaskan sehingga aspal dalam drum akan mencair. 
  2. Cold Bin (Bin dingin), berfungsi sebagai penampungan material agregat dari berbagai fraksi. Biasanya terdapat 4 bin atau bak penampungan sesuai dengan jumlah fraksi. Masing- masing bin mempunyai pintu bukaan yang akan mengatur komposisi material. 
  3. Hot Bin (Bin Panas), berfungsi sebagai penampungan agregat panas yang telah lolos dari saringan panas. Agregat panas yang lolos saringan akan mengisi tempat masing- masing sesuai dengan fraksinya. 
  4. Hopper (Corong tuang), berfungsi untuk menimbang berat agregat panas dari hot bin. Hopper terletak di bawah hot bin dan di atas pugmill. 
  5. Cold Elevator (Elevator dingin), berfungsi untuk membawa agregat dingin dari cold bin. 
  6. Hot Elevator (Elevator panas), berfungsi untuk membawa agregat panas yang keluar dari silinder pengering atau dryer menuju saringan panas (hot screening) untuk dipisah sesuai ukuran agregat masing- masing. 
  7. Silo, adalah silinder vertikal untuk menyimpan campuran aspal dari mier yang tertutu rapat untuk menghindari terjadinya oksidasi yang dapat mengakibatkan campuran menjadi keras. 
  8. Feeder (Pemasok), berfungsi untuk memasok agregat dari bin dingin menuju alat pengering (dryer)
  9. Filler Storage (Penampungan bahan pengisi), berfungsi untuk menyimpan bahan pengisi (filler) sebelum diolah menjadi aspal hotmix. 
  10. Belt Conveyor, berfungsi untuk memasok agregat dari cold bin. 
  11. Pugmill (Pencampur), berfungsi sebagai tempat pencampuran semua material agregat dan aspal dalam keadaan panas. 
  12. Burner (pengapian), berfungsi untuk memanaskan dan mengeringkan agregat pada pengering maupun membakar aspal dalam tangki penyimpanan. 
  13. Air Lock Damper (Pengatur udara), berfungsi untuk mengatur udara saat dilakukan pengapian (burner)
  14. Timer (Pengatur waktu), berfungsi untuk mengatur lama pencampuran kering dan basah campuran beraspal di dalam alat pencampur. 
  15. Drum Dryer (pengering), berfungsi sebagai pemanas dan pengering agregat. Suhu agregat dapat mempengaruhi suhu campuran. Alat ini bergerak berputar dan pada bagian dalamnya terdapat aliran gas yang berfungsi untuk mengeringkan agregat. Drum diletakkan miring dengan bagian ujung bawah terdapat pembakaran (burner) drum untuk pengering agregat. 
  16. Vibrator (penggetar), berfungsi sebagai alat penggetar yang diletakkan pada pintu bukaan bin dingin dan saringan panas. 
  17. Dust Collector ( Pengumpul debu), tempat pengumpulan debu yang dihasilkan dari proses pengeringan agregat. 
  18. Cold Bin Gate (Pintu bukaan bin dingin), berfungsi untuk mengeluarkan agregat dari bin dingin. 
  19. Screen (saringan), berfungsi untuk mengelompokkan butiran agregat sesuai dengan kelompok ukura (fraksi)
  20. Hot Screen (Saringan Panas), berfungsi pada saat proses unit saringan agregat panas. 
  21. Weight Bin (Bin penimbang), berfungsi sebagai tempat menampung sekaligus menimbang agregat dari setiap fraksi agregat yang dibutuhkan untuk tiap kali pencampuran atau batch sebelum dioperasikan bin penimbang harus dipemeriksaan kelayakan oleh jawatan meteorologi yang dibuktikan dengan sertifikat pemeriksaan kelayakan. Di bagian bawah bin terdapat pintu pengeluaran yang bisa dibuka dan ditutup secara manual atau secara otomatis.
  22. Thermostat, berfungsi untuk mengatur temperature suhu yang tidak menggunakan air raksa.
  23. Timbangan, berfungsi untuk menimbang agregat panas, aspal panas, dan filler. 
  24. Asphalt Control Unit, berfungsi untuk mengontrol pemasokan aspal menuju alat pencampur (pugmill).
Asphalt Mixing Plant merupakan alat yang cukup vital dalam proyek jalan karena dapat membantu mengejar produksi hotmix sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu membutuhkan perawatan yang cukup baik. Perlu Teknisi yang bisa menguasai mesin- mesin besar pada AMP.


PROSES PELAKSANAAN

1.        Persiapan Bahan Baku 
Dalam pembuatan aspal ini tahapan yang paling pertama yaitu mempersiapkan bahan baku. Agregat merupakan bahan baku utama dalam lapisan permukaan perkerasan jalan atau beton, bahan baku agregat yang diperoleh dari hasil penambangan sungai-sungai di Aceh contohnya atau daerah lain ini kemudian diproses melalui mesin perengkahan Stone Crusher yang menghasilkan beberapa jenis agregat sesuai dengan yang dinginkan. Penggunaan agregat ini sendiri juga ada standart aturannya seperti menurut standart SNI (Standart Nasional Indonesia) tentang penggunaan agregat yang diproduksi adalah agregat dengan ukuran 1, 1/2, 3/4 inch, dan abu batu pada umumnya.
Setelah bahan baku agregat bahan berikutnya yaitu bahan baku aspal. Aspal ini merupakan bahan baku yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang satu dengan yang lainnya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi padu, kuat, keras dan tahan terhadap perubahan cuaca. Untuk jenis aspal yang digunakan adalah aspal emulsi yang siperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi. Asphalt tersebut diimpor dari berbagai produsen yang ada di dalam maupun luar negeri.

2.        Filler.
Filler yang merupakan bahan penambah pada proses pencampuran antara agregat dengan aspal yang berfungsi untuk menutup pori-pori yang ada pada permukaan aspal beton yang disebabkan karena kurangnya campuran dari gradasi agregar pada unit timbangan. Kemudian ditambahkan pula bahan lainya sebagai bahan pengisi diantaranya yaitu debu batu kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang. Untuk bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan – gumpalan. Batu kapur yang berfngsi sebagai filler merupakan bahan pengisi aspal.

3.        Bin Dingin
Bin dingin atau cold bin  ini adalah bak tempat untuk menampung materian agregat dari tiap-tiap fraksi dari agrerat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam memproduksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP (Aspal Mixing Plant) adalah bin dingin, bin dingin ini merupakan tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agrerat sedang, agregat halus dan pasir. jumlah minimum untuk bin dingin ini terdiri antara 3 sampai 5 bak penampung (Bin). Pada masing-masing bn berisi agregat dengan gradasi tertentu. Antara argegat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, hal ini dilakukan agar tetap menjaga keaslian gradasi dari masing-masing bin sesuai dengan rencana campuran kerja (RCK). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah antara bin. Dengan begitu maka loader (alat pengangkut) yang digunakan masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah masing-masing bin. Apabila tanpa adanya pemisah maka pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih untuk menghindari tercampurnya agregat.

4.        Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer
Setelah agrerat diproses di unit stone crusher dan kemudian disimpan pada bin dingin proses selanjutnya yaitu proses pengeringan Agrerat.  Agregat diangkut menuju dryer dengan menggunakan berkonveyor untuk dikeringkan dengan unit dryer dengan tujuan menghilangkan kadar air, pada proses ini mengkondisikan kadar air harus seminim mungkin agar tidak berpengaruh pada proses pencampuran aspal nantinya. Pengringan ini dilakukan dengan cara membakar agregat di dalam kilen yang berputar dengan suhu ±1500 C proses pembakaran dengan menggunakan bahan bakar solar lama pembakaran ini belangsung selama ± 45 detik dengan kapasitas ± 80 ton/jam.

5.        Pengumpul Debu (dust collector)
Fungsi dari Dust Collector yaitu sebagai alat pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP (Aspal Mixing Plant).  Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP (aspal mixing plant). Gas buangan yang keluar dari sistem pengering ditambah dengan dorongan kipas pengeluar (exchaust fan) akan dialirkan ke pengumpul debu. Apabila alat pengumpul debu tidak berfungsi dengan baik hal tersebut menyebabkan polusi udara, dan akan mengganggu lingkungan sekitar. Salah satu contohnya pengumpul debu dengan jenis basah (wet scrubber dust collector), debu yang terbawa gas buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat akan terjatuh ke bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat tersebut kemudian dialirkan ke bak penampung (bak air). Jika pada bak air penampung terlihat jelaga yang mengambang dengan jumlah yang cukup banyak, maka hal ini menunjukkan terjadi pembakaran yang tidak sempurna pada pengering (dryer). Dalam mencegah hal yang tidak diinginkan maka dilakukan koreksi atau perbaikan pada pengering (dryer).

6.        Proses Pemisahan Agregat Pada Hot Screen.
Setelah agregat yang panas telah melalui proses pembakaran dari dryer selanjutnya di angkut oleh hot elevator menuju ke atas tower untuk dilakukan pemisahan pada hot screen, proses pemisahan ini dengan cara gravitasi agregat dijatuhkan pada ayakan/screen yang dirancang sedikit miring agar dapat mengayak atau memisahkan agregat sesuai dengan ukurannya masing-masing. Pada screen dilengkapi alat bantu yaitu vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar terjadi ayakan yang optimal. Agregat yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya kemudian masuk pada unit hot bin guna untuk menampung sementara agregat yang akan masuk pada timbangan.

7.        Bin panas (hot bin)
Hot bin ini dipasang pada AMP dengan jenis takaran Batch. Pada AMP pada umumnya jenis takarannya terdiri 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tdak boleh berlubang serta memiliki tinggi yang sesuai sehingga mampu menampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang telah di pisah-pisahkan melalui unit ayakan panas. Pada bagian bawah tiap bin panas harus dipasang saluran pipa yang berfungsi untuk membuang agregat yang berlebih dari iap bin panas, proses tersebut bisa dilakukan secara manual juga otomatis. Apabila agregat tersebut masih menyisakan kadar air setelah pemanasan maka agregat yang sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding bin panas dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 2000.

8.        Timbangan
Timbangan ini merupakan alat yang berfungsi untuk menakar / menimbang jumlah masing-masing agregat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, proses penimbangan dilakukan dengan sistem komputerisasi atau otomatis. Sebelum penggunaan timbangan ini, timbangan tersebut dikalibrasi terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar hasil dari timbangan dapat akurat.

Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah.


1.    Bin dingin (cold bins)
2.    Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3.    Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4.    Pengering (dryer)
5.    Pengumpul debu (dust collector)
6.    Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7.    Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8.    Unit ayakan panas (hot screening unit)
9.    Bin panas (hot bins)
10.  Timbangan Agregat (weigh box)
11.  Pencampur (mixer atau pugmill)
12.  Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13.  Tangki aspal (hot asphalt storage)
14.  Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)



  video cara pembuatan Ashpalt Mixing Plant (AMP)





AGREGATE PEOCESSING PLANT (APP)



Aggregate processing plant merupakan suatu pabrik yang memproduksi bahan seperti agregat yang akan dibutuhkan dalam pengerjaan suatu proyek. Dalam kasus ini akan diproduksi batu kasar hingga batu halus untuk bahan pembuatan jalan. Dengan plant ini dapat diproses sesuai dengan jumlah yang akan kita butuhkan.
Proses pembuatannya menyerupai conveyor dengan mengalirkan batu yang akan diproses, kemudian akan dipecah kesetiap bagian masing-masing (batu halus, batu sedang, dan batu kasar). Jalur produksi dibagi menjadi 3 bagian tersebut. Dalam pengerjaan tersebut batu akan dipecah dengan blade yang ada di mesin. Blade tersebut ukuran dan ketajamannya disesuaikan dengan ukuran yang akan diproduksi.

Peralatan yang digunakan:
  • Mixer (baik tilt drum atau horizontal)
  • Cement batcher
  • Agregat batcher
  • Conveyor
  • Radial stackers
  • Aggregate bins
  • Cement bins
  • Heaters, Pemanas
  • Chillers, Pendingin
  • Cement silos
  • Batch plant controls
  • Dust collectors
Inti dari Batching Plant Beton adalah mixer, dan ada banyak jenis mixer dan peralatan seperti:
•Twin Saft Mixer adalah mesin pengaduk yang dapat memastikan campuran beton dengan stabil karena mempunyai penggunaan motor tenaga kuda yang tinggi. Tipe ini lebih umum digunakan hampir setiap batching plant di Eropa.
•Mixer tilt adalah mesin pengaduk yang menawarkan campuran adukan yang konsisten dengan tenaga kerja dan biaya perawatan yang jauh lebih sedikit. Di Amerika Utara, tipe mixer ini mendominasi setiap batching plant disana.
•Mixer Pan atau Planetary alat pengaduk yang lebih sering digunakan untuk Wet Mix Plant.
•Cement Silo berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga dari penyusutan kualitasnya. Biasanya 1 atau 2 kompartemen, namun kadang-kadang sampai 4 kompartemen dalam satu silo.
•Conveyor biasanya antara lebar 24-48 inci dan membawa agregat dari gerbong tanah (bin) ke penyimpanan agregat (storage bin), dan juga dari batch agregat ke saluran muatan dan mesin pengaduk.
Agregat bins memiliki 2 sampai 6 kompartemen untuk penyimpanan berbagai ukuran pasir dan agregat (batuan, kerikil, dll.)


Vidio Cara Pembuatan agregate processing plant(APP) 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TJR 3_PERTEMUAN KE - 10

  NAMA           : MUH.IWAN SABRI NIM                : 417110049 KELAS          : 6 B PENJELASAN TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA  ...